Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Senin, 28 Mei 2012

The Jakmania Kontra Viking


The Jakmania Kontra Viking Cetak E-mail

Tuesday, 29 May 2012
JakOnline- Perseteruan antar suporter Persija dan Persib sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000 yaitu bertepatan dengan Liga Indonesia 6 berlangsung. Di putaran 1 sekitar 6 buah bis suporter Persib datang ke Lebak Bulus dan masuk ke Tribun Timur. Mereka terdiri dari banyak unit suporter seperti Balad Persib, Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking dll. Saat itu yang terbesar masih Balad Persib. Meski sempat nyaris terjadi gesekan dengan the Jakmania, tapi alhamdulilah tidak terjadi bentrokan yang lebih luas. Justru suporter Persib bergerak ke arah the Jakmania tuk berjabat tangan. Gw inget banget yel mereka waktu itu : “ABCD … Anak Bandung Cinta Damai”. Selesai pertandingan suporter Persib juga didampingi the Jakmania menuju bus mereka. The Jakmania mengikuti dengan menyanyikan lagu Halo Halo Bandung.

Penerimaan the Jakmania membuat Viking berniat tuk mengundang datang ke Bandung saat putaran 2. Dialog berlangsung lancar karena seorang Pengurus the Jakmania yang bernama Erwan rajin ke Bandung tuk bikin kaos. Hubungan Erwan dengan Ayi Beutik juga konon akrab banget sampe2 Erwan pernah cerita kalo dia suka sama adiknya Ayi Beutik. Melalui Erwan jugalah Viking menyatakan keinginannya tuk mengundang dan menyambut the Jakmania di Bandung meski mereka sendiri masih khawatir dengan sikap bobotoh yang lain.

The Jakmania saat itu belum sebesar sekarang. Yang nonton di Lebak Bulus aja cuma di sisi Selatan tribun Timur. Jadi bersebelahan dengan Viking. Nah ajakan Viking itu langsung kita bahas, dan kita memang sudah punya niat tuk melakoni partai tandang. Dibentuklah kemudian perencanaan, salah satunya dengan mengutus Sekum dan Bendahara Umum the Jakmania saat itu yaitu Sdr Faisal dan Sdr Danang. Mereka ditugaskan tuk melobi Panpel Persib dari mulai masalah tiket hingga tribun the Jakmania. Kebetulan Danang lagi kuliah di Bandung sehingga tempat kosnya jadi tempat kumpulnya the Jakers disana. Selain mereka berdua memang adalagi yang menawarkan diri tuk bantu seperti Sdr Budi Rawa Belong. 

Jujur gw katakan kita memang belum pengalaman mengkoordinasikan anggota tuk nonton tandang. Tapi yang menjadi masalah justru bukan di koordinator tapi di anggota. Banyak anggota yang bandel daftar pada hari H nya. Jumlah yang tadinya cuma 400 orang berkembang menjadi 1000 orang lebih! Bayangin gimana repotnya kita nyari bis tuk ngangkut segitu banyak orang. Akibatnya kita berangkat baru jam 12 siang! Itu juga terpecah menjadi 3 rombongan. Satu bis berangkat lebih dulu karena akan ganti ban. Disusul 4 bus kemudian. Dan terakhir termasuk gw berangkat dengan 4 bus tambahan. 
Keberangkatan kita sendiri juga masih diliputi keraguan apakah dapat tiket atau tidak. Tim Advance yang diutus mendapatkan kesulitan mencari tiket. 4 hari sebelum pertandingan terjadi kerusuhan di stadion Siliwangi akibat distribusi tiket yang kurang lancar. Ada seorang Vikers yang menganjurkan the Jak tuk hadir di acara khusus pertemuan tim dengan suporternya. Faisal, Danang dan Budi ambil keputusan tuk hadir di acara itu. Disana mereka sempat bertemu Walikota Bandung, Kapolres, Ketua Panpel dan Ketua Keamanan. Mereka semua menjamin bahwa the Jakmania akan bisa masuk dan tiket akan disiapkan khusus. Paling tidak itulah info yang gw dapet dari tim Advance.

1 bis pertama tiba di Stadion Siliwangi. Viking siap menyambut dan mempersilahkan masuk ke stadion, padahal tiket belum di tangan. Sayang hal yang dikhawatirkan Viking terbukti. Perlahan tapi makin lama makin banyak datanglah bobotoh nyamperin the Jak dengan sikap yang tidak simpatik. Melihat gelagat buruk ini Viking minta the Jak tuk keluar dulu ke stadion sambil menunggu rombongan berikut. Sembari menunggu, beberapa rekan ada yang melaksanakan sholat ashar dulu. Ketika selesai sholat, mulailah terjadi hal2 yang tidak diinginkan. Rekan2 kita mendapatkan pukulan disana sini dengan menggunakan kayu. Salah satunya (gw lupa namanya) tersungkur berlumuran darah yang keluar dari kepalanya. Melihat situasi ini the Jakmania kembali diungsikan menjauh dari stadion. 

Rombongan besar 8 buah bis akhirnya tiba juga. Tapi karena terlambat, stadion Siliwangi sudah penuh sesak. Lagipula kita tetap tidak berhasil mendapatkan tiket. Panpel memang kelihatan salah tingkah dan berusaha mengumpulkan dari calo2 yang masih beredar di sekitar stadion, namun jumlahnya juga tidak memadai hanya 300 lembar. Sementara bobotoh yang masih berada di luar juga mulai melakukan serangan terhadap the Jakmania. Gw sempet coba menenangkan dan cekcok dengan seorang bobotoh yang ngambil dengan paksa kacamata anggota kita. Bobotoh itu bilang kalo dia kesal sama anak Jakarta karena mereka juga diperlakukan dengan tidak simpatik di Jakarta ketika menyaksikan pertandingan Persijatim vs Persib di Lebak Bulus. Mereka tidak mau tau kalo Persijatim tu beda dengan Persija. Seingat gw kejadian ini sempat direkam foto oleh wartawan dari Tabloid GO dan terpampang jelas esoknya di media tersebut. Dan kalo ga salah yang nyerang kita tu pake kaos Stone Lovers dan Persib. Mungkin ada juga yang laen karena gw dah lupa dan kurang jelas.

Gw lalu ngambil inisiatif tuk nyari rombongan pertama yang dateng duluan dan mengajak mereka tuk gabung ke rombongan besar. Disana gw minta maaf ke semua anggota karena gagal membawa rombongan sampai masuk ke stadion. Di situ dari Panpel juga sempat minta maaf. Namun kondisi ini tidak bisa diterima oleh seluruh rombongan, bahkan mereka juga tidak mau berjabat tangan dengan 3 orang Viking yang masih setia mengawal meski pertandingan sudah berlangsung.

Ketika rombongan hendak pulang, tiba2 kita diserang lagi oleh bobotoh yang masih nunggu di luar stadion. Kondisi ini jelas tidak bisa diterima. Sudah ga bisa masuk masih juga diserang. Akhirnya kita balas perlakuan mereka. Jumlah bobotoh di luar stadion masih ratusan sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan pecahnya kaca2 mobil akibat terkena lemparan dari kedua kubu. Ketika polisi datang, keributan mereda dan the Jakmania mulai beranjak pulang. Sempat pula terjadi bentrok beberapa kali ketika rombongan berpapasan dengan bobotoh yang pulang karena tidak kebagian tiket.

Beberapa waktu kemudian ketika Tim Nasional akan bertanding di Senayan, Viking Jakarta berniat datang. Gw melihat gelagat kurang baik jadi gw minta mereka tuk selalu jalan berdampingan dengan gw. Ketika pertandingan selesai, ada sedikit cekcok antara beberapa orang the Jakmania dengan pendukung PSIS Panser Biru Jakarta. Gw kemudian meminta Sdr Aceng tuk ngawal Panser Biru hingga mereka pulang. Ketika gw hendak kembali ke rombongan Viking, ternyata mereka sudah diserang oleh sekelompok the Jakmania. Buru2 gw lari kesana dan ngambil lagi syal Persib yang sudah diambil. Viking gw kawal trus dibantu seorang anggota dari Tanjung Duren. Di depan, seorang anggota Viking yang mengalami serangan jantung dibawa naik taksi tuk pulang. Sisanya gw temenin sampe Polda Metro Jaya. Kalo ga salah ada Viking Depok yang namanya Rusdi. Sebetulnya menurut gw serangan the Jak saat itu tidak separah ketika kejadian di Bandung. Toh tidak ada satupun anak Viking yang cedera. Cuma sayang ternyata di antara mereka ada juga yang berasal dari Bandung dan entah apa yang mereka ceritakan disana, Viking langsung membalas ketika kita bertandang ke Cimahi melawan Persikab Kabupaten Bandung

The Jakmania awalnya bebas bernyanyi dan memberikan dukungan ke Persija. Tapi Viking yang awalnya berada di seberang tribun kita mulai bergerak menghampiri tanpa ada satupun usaha pencegahan dari Panpel. Ketika dekat mereka langsung meneriakkan kata2 penuh kebencian disertai lemparan benda2 keras dan botol ke arah kita. Salah satunya mengenai Sdri Temi yang langsung jatuh pingsan. Gw coba menelpon Sdr Heru Joko Ketua Umum Viking tuk minta bantuan menghalau anggotanya. Heru saat itu bilang kalo dia masih di perjalanan tapi akan segera datang. Belakangan gw dapat kabar dari seorang wartawan kalo Heru ternyata sudah tiba sejak awal pertandingan …..???!!! Ketika pertandingan usai, Panpel meminta the Jakmania bertahan dulu di tengah lapangan hingga suasana aman. 

The Jakmania kemudian keluar stadion dengan pengawalan ketat. Diluar kita diangkut dengan truk polisi dan panser menuju jalan tol dimana bus2 kita sudah menunggu. Sampai disana kita mendapati bus kita dalam kondisi hancur berat. Salah seorang anggota yang usianya mencapai 70 tahun lebih ternyata sudah berada di dalam bis ketika penyerangan berlangsung. Dia jadi saksi bagaimana seluruh tas dan perbekalan diambil oleh Viking yang tidak bertanggung jawab tersebut. Gw langsung telpon lagi Heru Joko tuk protes keras kenapa dia tidak berusaha meredam amarah anggotanya dan kenapa dia berbohong mengatakan kalo dia belum tiba di stadion. Tidak ada penjelasan apapun yang memuaskan hati gw. Dan mulai saat itu gw pikir sangat sulit tuk berharap hubungan membaik bila pimpinan tidak berusaha tuk meredam api permusuhan ini.

Sejak saat itulah api dendam dan permusuhan terus berkobar di kedua belah pihak. Puncaknya di acara Kuis Siapa Berani di Indosiar. Acara ini diprakarsai oleh Sigit Nugroho wartawan Bola yang terpilih menjadi Ketua Asosiasi Suporter Seluruh Indonesia. Waktu itu Sigit sempat telpon gw dan minta supaya the Jak yang dateng jangan banyak2 tuk menghindari bentrokan. Gw tunjuk 20 orang peserta dab 3 orang cadangan sesuai permintaan Indosiar, plus 1 orang lagi bagian dokumentasi. Mereka cuma gw ijinin pake 3 buah mobil pribadi, karena kalo gw nyewa bis nanti banyak yang ngikut. Gw sendiri ga ikut acara itu karena harus kerja. 

Sayang bentrokan ternyata ga bisa dihindari. Bukan gw memihak tapi faktanya memang Viking yang mulai. Mereka neriakin yel2 “Jakarta Banjir” yang dibales juga oleh the Jak. Suasana memanas hingga akhirnya terjadi benturan fisik. Ketika ditelpon gw langsung menuju Indosiar pake taksi. Sampe disana sebagian the Jakmania sudah diluar Indosiar, di dalam gw liat 6 orang the Jak sedang berselisih dengan Viking. Melihat hal yang tidak sebanding ini gw langsung mendesak ke arah Viking tanpa gw tau siapa yang gw serang itu. Sebelumnya gw nyamperin dulu Aremania dan Pasopati yang hadir disana. Yang gw heran kenapa Viking hadir disana dalam jumlah yang cukup besar, 2 bis berisi 74 orang. 

Letak Indosiar di Jakarta, jadi ga heran pelan2 berdatanganlah para suporter Persija kesana. Suasana sudah tidak terkendali dan atas inisiatif Polisi dan Indosiar, Viking langsung diungsikan dengan menggunakan truk Polisi. Namun kejadian ini ternyata dah menyebar luas kemana-mana hingga akhirnya terjadilah penyerangan terhadap rombongan Viking di tol Kebon Jeruk. 

Setelah kejadian itu gw beberapa kali mendapat panggilan dari pihak kepolisian. Saat itu gw membantah kalo terjadi penyerangan yang memang dikoordinir oleh the Jakmania. Juga gw bantah kalo terjadi perampokan. Gw juga heran gimana Viking menyatakan klo hadiah menang kuis dirampok the Jak padahal hadiah itu kan belum diserahkan pihak Indosiar. Hadiah untuk the Jak pun sampe sekarang ga kita terima. Saat itulah nama the Jakmania menjadi buruk. Di mata media the Jakmania tidak menerima kalah sehingga menyerang. Opini sudah terbentuk dan masyarakat di Bandung juga ikutan menghujat, sementara di Jakarta menyayangkan.

Ya sudahlah. Biarin orang ngomong apa, tapi ga menyurutkan kebanggaan gw terhadap Persija dan the Jakmania apapun kondisinya. Paling tidak di mata gw sekarang Viking cuma bisa bekoar nantang tapi ketika kalah mereka malah ngadu ke polisi. Sesuatu yang dimata gw sangat tidak suporter. 

Semenjak terjadi permusuhan dengan the Jakmania, apalagi setelah kejadian Indosiar, Viking berkembang pesat menjadi suporter yang dominan di Bandung. Mereka terus menebarkan kebencian ke the Jak dengan mengeluarkan kaos2 dan lagu2 yang bersifat menghujat the Jak. Reaksi anggota the Jakmania juga heboh. Mereka rame2 bikin kaos yang balas menghujat viking. Tapi semua ga ada yang jadi karena gw melarang seorangpun tuk bikin kaos yang bertuliskan viking/persib meski dalam bentuk hujatanpun. Bagi gw tulisan yang pantas berada di kaos suporter Persija hanyalah PERSIJA dan THE JAKMANIA. 

Cuma akhirnya gw nyerah juga, biar gimana gw ga mungkin ngelawan arus trus. Ini terjadi ketika Ismed Sofyan diserang sama Viking di Bandung ketika uji lapangan. Kondisi kaya gini dah ga bisa gw terima. Sejak itulah bertubi-tubi keluar desain2 dan yel-yel serta lagu menghujat mereka. Cuma tetep ada bedanya the Jak sama Viking. Kalo the Jak nyanyi hujatan hanya saat pertandingan melawan Persib, tapi klo Viking sepertinya hendak melakukan propaganda kepada anggotanya dan masyarakat bola. Mereka terus melakukan hujatan meski saat itu Persib tanding melawan tim lain.
Sikap ini justru malah mengobarkan api kebencian suporter Persija terhadap Viking. Sehingga the Jakers banyak yang benci mereka bukan karena tau kejadian awalnya, tapi karena mereka ga suka dikata-katain terus. Belakangan Komisi Disiplin mengeluarkan larangan akan hal-hal seperti ini. Terlambat! Dan penerapannya juga ga konsisten, masih banyak yang tetap melakukannya, bukan hanya Viking atau the Jakmania tapi hampir di semua stadion di Indonesia. 

Sebetulnya ada juga pihak2 yang mengusahakan perdamaian. Panpel Persib pernah berinisiatif mempertemukan the Jakmania dan Viking di Bandung. Gw sendiri hadir saat itu bersama 2 orang lagi, Heru Joko hadir bersama 3 orang temannya, Panpel Persib dan Manajer Persija saat itu Bpk IGK Manila. Tapi pertemuan tersebut buntu karena tidak ada niat dari Heru Joko tuk berdamai. 

Perseteruan makin melebar. Semakin banyak Viking yang masuk ke website the Jakmania dan menebarkan virus kebencian … semakin banyak dan besarlah kebencian the Jakers ke mereka. Bahkan Panglima Viking Ayi Beutik sempat mengeluarkan pernyataan tuk menjaga kelestarian permusuhan ini seperti Barcelona dan Real Madrid.

Gw sih sebetulnya dah masa bodo dengan hal ini. Konsentrasi gw sekarang kan di tim, dan the Jakmania sudah punya pengurus yang baru. Tapi gw juga ga bisa tinggal diam bila permusuhan ini merembet ke tim masing2. Setelah beberapa kali mendapat perlakuan buruk tiap bermain di Bandung, akhirnya the Jak melakukan pembalasan pada bis Persib di Lebak Bulus. Jujur, gw tidak setuju dengan cara seperti ini, meski gw juga tidak menyalahkan. Seminggu sebelumnya gw dah bilang di forum the Jakmania di sekretariat Lebak Bulus, kalo Heru Joko ketua Viking, ikut bantu mengamankan bis Persija di Bandung. Ia bahkan berada langsung dalam bis Persija. Tapi masa disana memang sudah sulit terkendali bahkan oleh ketuanya sekalipun. Apa boleh buat? The Jakmania sudah melaksanakan pelampiasan dendamnya, sayangnya dengan melakukan tindakan yang sebelumnya mereka cela. 

Sekarang permusuhan the Jakmania kontra Viking menjadi warna tersendiri bagi sepakbola Indonesia. Seorang sutradara tertarik menjadikan perseteruan ini sebagai inspirasi dalam filmnya yang berjudul ROMEO & JULIET. Lucunya di tengah perseteruan, mereka justru kompak untuk menolak film ini dengan alasannya masing2. Bedanya di Bandung .. Ketua Viking dengan didukung anggotanya membuktikan ucapannya dengan menggagalkan pemutaran film ini. Sementara di Jakarta justru sebaliknya, meski pimpinan menyatakan akan menuntut tapi toh hampir semua bioskop2 di jabodetabek dipenuhi oleh orang oren yang memang sudah ga sabar menanti film ini diputar.

Nah, itulah kisah panjang tentang permusuhan 2 kelompok suporter besar di Indonesia, paling engga dari kacamata gw. Tulisan ini dibuat atas permintaan seorang bobotoh yang penasaran dengan sebab musabab permusuhan tersebut. Gw juga ga suka dengan orang yang berkomentar sinis baik terhadap the Jakmania maupun Viking. Mereka itu tidak tau apa2, bisanya cuma menghakimi aje. Ada hak apa mereka menghujat? Liat dulu kisahnya baru mereka akan berpikir dan bantu mencarikan solusi. 

Klo lu tanya ke gw, masih ada ga kemungkinan damai? Jawabanya ‘bomat” alias bodo amat. Ngapain mikirin? Bagi gw damai tu bukan kata benda, tapi kata kerja. Jadi ga usah banyak ngomong deh, yang penting buktiin. Lebih baik mikirin KOMITMEN masing2 aje, lebih cinta mana kita sama PERSIJA atau sama PERMUSUHAN DENGAN VIKING?

*Note : Tulisan oleh Bung Ferry (Salah satu dari 40 pendiri The Jakmania, Mantan Ketua Umum The Jakmania, tulisan bersumber dari Facebook Bung Ferry per tanggal 1 Juli 2009)

Senin, 21 Mei 2012

Talking Perbedaan D4 (Diploma 4) dengan S1 (Sarjana) Gan. PENTING!!



Pada beberapa kesempatan, sering saya baca pertanyaan mengenai Diploma IV atau D4. sebagian besar pertanyaannya bisa dikelompokkan menjadi dua: Apa itu D4 dan apa bedanya dengan S1.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus membagi jalur pendidikan menjadi dua, jalur akademis dan jalur profesional.
menurut beberapa referensi, jalur akademis terdiri dari S0-S1-S2-S3 atau Strata 0 (non gelar) – strata 1 (Sarjana) – strata 2 (Master) – strata 3 (Doktor), sedangkan jalur profesional terdiri dari D1 (Diploma satu)-D2(diploma dua)-D3 (diploma tiga)-D4 (diploma empat)-Sp1(spesialis satu)-Sp2(spesialis dua).

Program pendidikan D3 mungkin sudah sering kita dengar tapi D1, D2,D4, sp1 dan sp2 yang mungkin tidak begitu akrab ditelinga masyarakat luas. Bisa dikatakan D1 itu program kuliah satu tahun, D2 dua tahun dan D3 tiga tahun, sedangkan D4 empat tahun. D4 itu setara dengan S1/Sarjana di jalur profesional, sedangkan spesialis satu itu setara dengan Master, sp.2 setara dengan Doktor.

mungkin lebih mudah dicontohkan di bidang kedokteran jalur akademisnya adalah S.Ked (S1), M.Si/MPH (S2), dan Dr (S3), sedang jalur profesionalnya dr/dokter, spesialis 1 (Sp.A/Sp.B/dst) dan speasialis 2 (Sp.A(K)/sp.B(K)/dst). namun di sini sepertinya dokter tidak bisa di samakan dengan D4 tapi mungkin Spesialis 0.

Selanjutnya, apa beda D4 dengan S1?
Dilihat dari jumlah SKS yang harus diambil, D4 dan S1 sama banyaknya, yaitu 144 SKS, tapi kalau dilihat dari kurikulumnya, D4 menitik beratkan pada skill sehingga 60% praktek dan 40% Teori, sebaliknya S1 lbih menekankan pada aspek analitis dengan 40% Praktek dan 60% Teori.

diharapkan lulusan D4 ini akan siap untuk bekerja, sedangkan lulusan S1 diarahkan ke bidang Riset dan disiapkan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi sampai jenjang akademis Doktor.

Menurut wikipedia, program D4 sudah ada pada sekitar 50 persen dari politeknik negri di Indonesia yang berjumlah 26 buah.
Sedangkan untuk Universitas, secara resmi belum ada, namun ITB juga membuka D4 namun dalam bentuk kerjasama dengan lembaga atau instansi.

Menurut kabar, Universitas Gadjah Mada malalui Sekolah Vokasi sedang mengajukan proposal pendirian D4 Teknik Elektronika dan D4 Teknik Informatika. kita doakan semoga segera bediri dan ikut meramaikan pendidikan profesional di Indonesia.

sedangkan Bidang studi yang mebuka program D4 diantaranya adalah

D4 Teknik Elektronika
D4 Teknik Telekomunikasi
D4 Teknik Elektronika Industri
D4 Teknik Mekatronika
D4 Teknologi Informasi / Teknik Informatika
D4 Teknik Komputer
D4 Akuntansi
D4 Statistika

Bagaimanakah prospek D4?
Sementara ini karna masih belum akrabnya dunia Industri dengan D4 maka belum semua kalangan industri maupun calon mahasiswa mengenal D4, malah ada HRD salah satu perusahaan yang belum tahu D4 sehingga dimasukkan ke level D3, namun setelah kami kunjungi, kami beri pengertian apa itu D4. Sehingga PENS sampai menamai robotnya D4=S1 guna mempromosikan D4 dikalangan masyarakat.
namun jangan khawatir, seiring dengan perkembangan waktu, saat ini lulusan D4 yang lebih siap kerja dibanding S1 sudah mulai diperhitungkan oleh dunia industri, lambat laun, kami optimis tidak akan lama lagi, tenaga profesional seperti pada level Engineer akan lebih banyak diambil dari lulusan D4, karna memang D4 lah yang disiapkan untuk langsung bekerja dan dibekali ketrampilan yang lebih daripada S1.

Untuk pegawai negri, alhamdulillah jenjang D4 sudah disamakan dengan S1 sehingga pertama masuk langsung masuk ke Golongan IIIA sebagaimana lulusan S1.

Bagaimana untuk studi lanjut?
lulusan D4 tentu bisa langsung melanjutkan ke jenjang S2 karna setara dengan S1. hanya sebaiknya memang melanjutkan ke jenjang S2 profesional seperti misalnya MM/MBA dan DBA untuk bidang ekonomi.

Gimana Gan Mw Milih S1 apa D IV nih?
Kalau Ane Sih milih D4 gan

Minggu, 15 April 2012

Jalan Macet, Kok Motor yang Ditindas?!

Jalan Macet, Kok Motor yang Ditindas?!

Jakarta.. Jakarta.. makin hari makin aneh..
Kemacetan di Jakarta memang bagai kanker stadium sekarat. Hampir setiap sudut jalan kena macet. Berangkat dari Blok M ke Hotel Indonesia (Bundaran HI) menghabis waktu 1,5 jam padahal normalnya 20 menit. Bahkan bagi para komuter, pekerja jakarta tetapi tinggal di kota satelit kayak Bogor, Depok, Bekasi, bisa menghabiskanwaktu bolak-balik di jalan lebih besar dari waktu kerja sehari. Kalau anda berangkat dari Bogor (Darmaga) dan kerja di Jakarta, maka butuh 3 jam waktu berangkat dan 3 jam untuk pulang, total 6 jam. Bandingkan dengan waktu kerja efektif pekerja biasanya dalam kisaran 5-6 jam dalam sehari.  Jadi waktu yg terbuang karena macet hampir sama besar dengan waktu kerja (waktu produktif) :D
Kerugian akibat kemacetan ini di Jakarta mencapai Rp 12,8 Trilun per tahun. Bayangkan uang sebesar itu hanya terbuang menjadi asap knalpot di jalanan.

Nah. . untuk mengurangi kemacetan ini.. entah dapat “wangsit” dari mana.. tanpa melakukan kajian/penelitian ilmiah terlebih dulu.. tiba-tiba Fauzi Bowo (Foke) dan jajarannya di Pemda DKI Jakarta merencanakan pembatasan Motor di jalan-jalan Jakarta pada jam-jam tertentu. Alasannya karena Motor dianggap biang kerok kemacetan. Huuhhh.. lagi-lagi rakyat kecil disalahin. Padahal mobil lebih boros pemakaian badan jalan karena ukurannya lebih besar. Satu mobil sebanding dengan 4 motor. Belum lagi isi penumpang mobil sering kita lihat hanya 1 orang. Jadi kebijakan ini jelas mengada-ngada dan merugikan rakyat kecil yang mengandalkan motor sebagai transportasi utama.
Lebih parahnya lagi, kebijakan ini akan mulai diberlakukan setelah lebaran 2010 ini, tanpa melalui proses sosialisasi dan meminta masukan dari masyarakat. Huhhh!
Solusi Mengurangi Kemacetan
Mengatasi kemacetan pada kota yang tata kota-nya telah berantakan seperti di Jakarta memerlukan solusi yang cerdas. Belajar lah ke negara-negara yang telah sukses mengurangi kemacetan, bukan hanya bisa studi banding ke eropa sambil belanja-belanja. Berikut beberapa solusi kemacetan yang saya rangkum :
  1. Menambah ruas jalan di perkotaan, sehingga laju pertumbuhan jalan bisa mengikuti jalan pertumbuhan jalan. Keterbatasan lahan untuk jalan jangan dijadikan alasan, karena jalan bisa dibangun melalui sistem terowongan atau jalan layang untuk kota yang lahan tanahnya terbatas. Bisa saja satu ruas jalan dibikin beberapa tingkat, ini yang dilakukan oleh pemerintah Jepang.
  2. Mengoptimalkan penggunaan kendaraan umum. Pemerintah punya kewajiban menyediakan fasilitas umum yang murah dan nyaman bagi masyarakatnya. Lakukan peremajaan terhadap bis-bis umum yang sudah tua, yang sering mogok dan menyebabkan kemacetan. Optimalkan operasional Busway sehingga daya angkut menjadi maksimal. Adopsi moda angkutan modern seperti monorel, subway, dan angkutan penumpang lainnya.
  3. Batasi kendaraan (mobil) pribadi yang hanya membawa satu penumpang. Ini membuat kepadatan jalan semakin besar dan menyebabkan kemacetan.
  4. Batasi usia kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Kendaraan yang sudah tua sering mogok dan menyebabkan kemacetan. Selain itu, kendaraan tua menghasilkan polusi udara yang lebih parah. Usia kendaraan ideal maksimal 20 tahun.
  5. Ciptakan jalan khusus motor, sehingga pengguna motor yang notabene adalah masyarakat kecil tetap bisa beraktifitas dengan nyaman. Jalur motor ini dibangun di pinggir setiap jalan utama dan hanya butuh selebar 1,5 meter. Penyediaan jalur khusus motor ini telah dilakukan oleh pemerintah Malaysia, Thailand, Vietnam dan terbukti bisa mengurangi kemacetan. Selain itu berhasil menekan angka kecelakaan lalu lintas hingga 80%. Saat ini di Malaysia, angka kecelakaan motor hanya 1 orang untuk 1 tahun.. woww.
    Jalan Khusus Motor
    Jalan Khusus Motor
  6. Menyediakan ruang Advanced Stop Line (ASL) yaitu pada setiap persimpangan jalan, garis henti (stop line) ditarik mundur beberapa meter dan diberi warna beda (misalnya merah). Ruang tersebut digunakan oleh sepeda dan motor menunggu giliran lampu hijau.
    ASL
    Advanced Stop Line (ASL) berwarna merah
  7. Ciptakan jalur khusus pejalan kaki dan sepeda. Jalur pedestarian dan sepeda ini selain berfungsi untuk kenyamanan pekerja kantoran menuju tempat kerja, juga mendukung pendapatan pariwisata. Karena umumnya orang-orang asing (bule) lebih suka jalan kaki atau bersepeda menuju objek wisata. Ini yang sukses dilakukan oleh pemerintah Belanda.
    Jalur khusus Sepeda
    Jalur khusus Sepeda
So, pembatasan motor pada jalan-jalan di Jakarta tidak akan efektif mengatasi kemacetan. Masih banyak cara-cara lain seperti di atas yang bisa ditempuh Pemda DKI jika memang serius mengatasi kemacetan dan tetap adil untuk semua golongan masyarakat.